" Setiap helai daun yang jatuh, telah tercatat sebagai takdirnya dan ada dalam Kuasanya, Maka yakinlah semua yang ALLAH beri iyalah yang terbaik, meski yang terbaik tak selalu jadi yang terindah"
" Bukan karena hari ini indah lantas kita bahagia, tapi kerena kita bahagia,maka hari ini menjadi indah.
"Bukan karena tidak ada rintangan lalu kita menjadi optimis, tapi karena kita optimis jadi rintangan menjadi tidak ada,
"Bukan karena mudah, trus kita yakin kita bisa, tapi karena kita yakin bisa semuanya menjadi mudah,
Bukan karena semua baik lalu kita tersenyum,tapi karena kita tersenyum, maka semua menjadi baik,
"Tetap Optimis"
Menatap zona hidup ini, yakinlah karena allah SWT,selalu bersama qita" ...
" Ketika aku ingin hidup KAYA, aqu Lupa bahwa hidup sehat adalah sebuah KEKAYAAN.
"Ketika aq takut memberi, Aqu lupa bahwa semua yang aq miliki adalah PEMBERIAN.
"ketika aq ingin jadi yang terkuat, Aqlupa bahwa dalam Kelemahan, kuasanya ang memberi aq kekuatan.
"Ketika aq takut Rugi, Aq lupa bahwa Hidup qu adalah sebuah Keberuntungan Karena ANUGERAHNYA.
"TERNYATA HIDUPINI SANGAT INDAH,Jika kita bisa MENSYUKURINYA.
"Jika semua yang kita inginkan harus kita miliki, lantas dari mana kita bisa belajar ikhlas.
"jika semua yang kita maw harus terpenuhi, Lantas dari mana Kita belajar Sabar.
"Jika doa kita harus langsung dikabulkan, Bagaimana kita biasa memaksimalkan ikhtiar.
"Jika kehidupan kita selalu bahagia, dari mana kita bisa mengenal ALLAH lebih dekat.
segala Ketentuannya adalah yang terbaik, karena yang terbaik insyaallah Menjadi indah ..
"MUTIARA CINTA"
Aq minta pada ALlah Setangkai bunga mawar yang indah, Allah beri kaktus jelek yang berduri tajam.
Aq minta kupu-kupu yang cntik, Allah beri ulat berbulu yang beracun.
Aqsedih dan kecewa namun,kemudian kaktus berduri itu berbunga cantik indah sekali harum semerbak nan menawan hati.
dan ulat berbului yang beracun ,menjadi kupu-kupu yang cantik jelita memikat hati.
Itulah jalan Allah indah dan manis terasapada waktunya, awalnya mungkintgerasapahit bagi kita ..
Allah tidak memberi apa yang kita harapkan, tapi Al;lah memberi apa yang kita butuhkan ..
"Ajarilah kami bagaimana memberi sebelum meminta,berfikir sebelum bertindak, santun dalam berbicara, tenang ketika gundah, diam ketika emosi melanda, bersabar dalam setiap ujian,
JAdilah kami orang yang selembut ABU BAKAR ASH SHIDDIK, Sebijak sana UMAR BIN KHATTAB, Sedermawan UTSMAN BIN AFFAN, Sepintar ALI BIN ABI THOLIB, sesederhana BILAL, setegar KHALID BIN WALID. RA
Minggu, 08 April 2012
Rabu, 04 April 2012
MAKNA KEHIDUPAN
Jadilah engkau seperti Tanah yang subur
Tanah yang menjadi sumberkehidupan bagi Umat manusia yang tinggal didalamnya, yang dapat menampung semuamakhluk hidup yang ada didalamna, tanah yang mampu mempertahankan kesuburannya, yang mampu menimpan air demi kesuburan bahkan memberikan manfaat yang besar bagi mahluk hidup di sekitarnya.
Maka, jika ilmu itu ibarat air, manakala ilmu itu datang menghampirimu, engkau harus mampu mengingatnya dalam pikiranmu, berusaha memahaminya dengan imanmu dan mengamalkannya melalui ibadahmu serta menyebarluaskan ilmu yang engkau terima kepada saudara saudarimu dengan kekhlasan dan kerendahan hatimu, sehingga ia akan menjadi ilmu yang bermanfaat dan tentunya menjadi kemaslahatan bagi umat manusia.
Wahai diri yang senantiasa melalaikan keutamaan ilmu,
Janganlah engkau menjadi seperti bebatuan, yang hanya mampu menampung air namun tidak banyak memberikan manfaat dan kesuburan bagi dirinya juga bagi yang berada di dekatnya. Ia hanya menyimpannya saja, dan enggan mengeluarkannya demi kebaikan yang lainnya.
Maka, apabila ilmu datang menghapirimu, janganlah engkau hanya sekedar mengetahui namun engkau tidak mengamalkannya sehingga tidak memberikan kebaikan pada dirimu apalagi kebaikan terhadap orang lain.
Wahai diri yang senantiasa berpaling dari kemuliaan ilmu,
Jangan pula engkau menjadi seperti pasir, dimana ia tidak bisa menampung air yang datang dan tidak pula bisa menyebabkan kesuburan bagi dirinya apalagi manfaat bagi mahluk hidup di sekitarnya. Sebuah pasir yang hanya terlewati dengan air begitu saja, tanpa banyak memberikan manfaat bagi diri juga lainnya.
Maka apabila ilmu menghapirimu, janganlah engkau biarkan ia hanya melewatimu begitu saja, jangan biarkan pula ia menjadi sia-sia bagi dirimu, tanpa engkau berusaha mengambilnya untuk bekal hidupmu, tanpa engkau berusaha meraihnya demi kehidupanmu yang abadi kelak , hingga engkau pun menjadi tak berilmu apalagi menyebarkan ilmu. Dan pada akhirnya engkau pun berjalan diatas kebodohan dan pekatnya hati juga rusaknya keimananmu.
Indahnya menjadikan Hidup lebih bermanfaat Bagi diri sendiri dan orang lain....
Make Life More Meaningful ....
Senin, 02 April 2012
Antara Cinta, Iman Dan Akal
Al-‘aqliyyuun yakin bahwa esensi manusia adalah “keberpikirannya”. Bagi mereka semakin sempurna seorang manusia, semakin sempurna pula pemikirannya. Karena itu insan kamil (manusia sempurna) menurut pandangan ini adalah orang yang paling sempurna nalarnya, dalam arti telah menyingkap rahasia wujud (keberadaan) sebagaimana kenyataannya.
Tafakkur, -dalam pengertian rasionalnya-, merupakan satu aktifitas utama yang menghantarkan manusia mencapai tujuannya. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi ulil – albaab. (Yaitu) orang-ornag yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : ` Yaa Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali ‘Imran 190-191).
Di sisi lain, para ‘urafa, meyakini bahwa esensi manusia adalah al-qalb (hati). Dalam pandangan ini ihsas(rasa) dan ‘isyq (Cinta) manusia mempunyai nilai lebih dibanding tafakkur – nya. Perlu dicatat di sini bahwa ‘isyq bukanlah dalam arti cinta seksual seperti cinta pada umumnya. Ada dua ciri ‘isyq menurut para ‘urafa ;
- Cinta ini bergerak menuju kepada Allah. Ma’syuq (obyek yang dicintai)-nya hanyalah Allah SWT.
- Cinta ini mengalir pada semua yang maujud; bintang, bulan, matahari dan yang ada di sekalian alam.
Hati (al-qalb) adalah sentral Cinta. Maka bagaimana agar manusia mencapai insan kamil ? Para ‘urafa yakin bahwa dengan akal (baca; nalar), manusia tidak akan pernah mencapai kesempurnaan yang hakiki. Maulana Jalaluddin Rumi mengatakan;
Kaki para filosof terbuat dari kayu
Kaki yang terbuat dari kayu tidaklah berkekuatan sedikitpun
Sebaliknya para ‘urafa meyakini adanya kitab’azali yang terdapat dalam diri setiap orang. Kitab Agung tempat khazanah pengetahuan Tuhan. Yaitu; hati. Tuhan tidak akan pernah dapat ditampung bimi dan langit, tapi Tuhan dapat ditampung (baca; hadir) pada hati mukmin.Dengan membersihkan hati (tazkiyyatun-nafs) dan mengkonsentrasikan hati serta mengarahkannya hanya kepada Allah, maka seseorang akan dapat mencapai derajat insan kamil.
Dalam kitab sufi tidak terdapat tulisan dan kata,
Yang ada hanya hati putih bak salju
Karena tulisan dan kata hanyalah rerantingan
Sedang Wujud yang dirasa adalah akar
Dan tulisan dan kata hanyalah kekhayalan
Seang rasakanlah Ia yang lebih dekat dari urat leher
Dalam hati sufi tidak terdapat berbagai pengetahuan
Yang ada hanya lah Ia sendiri
Qur’an Suci mengatakan; Beruntunglah mereka yang telah membersihkan dirinya (QS Asy-Syams 9).
Di sisi lain Qur’an Suci mengatakan ; Sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling berwasiat tentang kebenaran, dan saling berwasiat tentang kesabaran. Jelas amal shalih apapun tanpa iman adalah seperti seorang gadis tanpa ruh. Walaupun secantik apapun hanyalah mayat. Sebaliknya iman tanpa amal shalih pun mustahil, seperti adanya aliran elektron tanpa arus listrik.
Iman (+amal shalih), akal dan cinta adalah tiga ekivalensi tapi mempunyai dimensi masing-masing. Tidak mungkin beriman terhadap sesuatu yang tidak masuk akal. Tidak mungkin mencintai sesuatu yang tidak diimani wujud-nya. Dan tidak mungkin akal kita dapat berkonsentrasi terus menerus untuk menyingkap rahasia Wujud Yang Maha Agung tanpa dorongan dari geletar ‘isyq yang ada dalam dada.
Apa kesimpulannya? Ketiganya hanyalah manifestasi dari satu hal yang sama. Tiadanya yang satu memustikan ketiadaan yang lain. Hanya saja dimensi kehidupan tak berhingga . Mana kala kita pandang dari sudut nalar, akal-lah namanya. Manakala kita pandang dari sudut hati, cinta-lah namanya dan manakala kita pandang dari sudut keyakinan, iman-lah namanya.
Dengan ketiganya, – atau mungkin lebih tepat lagi dengan segenap wujud nya-, seorang manusia dapt mendekatkan diri kepada Allah. Ketika seseorang sampai pada pintu keselamatan, tidak ada lagi hijab antara ia dengan allah. Dia dapat melihat Allah dengan mata hatinya. Baginya Tuhan benar-benar dapat disifati sebagai Azh-Zhaahir ( Yang Maha Lahir), atau bahkan An-Nuur (Cahaya (Mutlak)), sehingga tak ada suatu apa pun yang lebih jelas dari-Nya. Imam Husein bin ‘Ali (r.a.), -cucu Rasulullah (SAW) yang akan menjadi satu dari pemimpin para pemuda di surga-, mengatakan; “ Adakah maujud yang lebih jelas dan terang dari-Mu?”
Iman Dan Cinta
IMAN DAN CINTA
Cinta yang haqiqi adalah cinta yang harus dilandasi oleh keimanan, apaabila keimanan itu tidak ada dalam diri seseorag maka nafsulah yang berperan dalam cinta itu.
Cinta tingkat pertama itu ialah cinta nya makhluk kepada tuhan nya yakni ALLAH SWT ..
karena cinta inilah yg akan membawa hidupnya kedalam hidup yang bahagia dunia maupun akhirat ...
Rasa cinta yang dirasakan hambanya kepada tuhannya ALLAH SWT itu yang akan lebih mendekatkan dirinya kepada tuhannya ...
karena merasa takut akan siksa nanti diakhirat ..
Rasa takut kita inilah yang akan menambahkan rasa iman dan pendekatan kita kepada ALLAH SWT,
karena rasa takut kita kepada ALLAH berbeda dengan Rasa takut kita kepada makhluk ...
Apabila Kita takut kepada makhluk maka kita akan berusaha untuk menjauhi nya ...
sebaliknya apabila kita takut kepada ALLAH SWT maka kita akan berusaha untuk lebih mendekatkan diri kita kepada ALLAH SWT,,,
itulah yang disebut dengan cinta Yang Haqiqi....
Cinta yang haqiqi adalah cinta yang harus dilandasi oleh keimanan, apaabila keimanan itu tidak ada dalam diri seseorag maka nafsulah yang berperan dalam cinta itu.
Cinta tingkat pertama itu ialah cinta nya makhluk kepada tuhan nya yakni ALLAH SWT ..
karena cinta inilah yg akan membawa hidupnya kedalam hidup yang bahagia dunia maupun akhirat ...
Rasa cinta yang dirasakan hambanya kepada tuhannya ALLAH SWT itu yang akan lebih mendekatkan dirinya kepada tuhannya ...
karena merasa takut akan siksa nanti diakhirat ..
Rasa takut kita inilah yang akan menambahkan rasa iman dan pendekatan kita kepada ALLAH SWT,
karena rasa takut kita kepada ALLAH berbeda dengan Rasa takut kita kepada makhluk ...
Apabila Kita takut kepada makhluk maka kita akan berusaha untuk menjauhi nya ...
sebaliknya apabila kita takut kepada ALLAH SWT maka kita akan berusaha untuk lebih mendekatkan diri kita kepada ALLAH SWT,,,
itulah yang disebut dengan cinta Yang Haqiqi....
ARTI CINTA
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun
getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus
mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi
manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh,
penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi
rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang,
membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat
budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.
Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)